Wednesday, June 10, 2009

Hukum Menggunakan Kata "Seandainya.."

Soalan:

Seseorang yang mengatakan: Seandainya dahulu atau jika anda dahulu melakukan begini, tentu tidak akan terjadi demikian."

Orang lain yang mendengarnya berujar: "Kata-kata seperti itu dilarang oleh Nabi SAW. Itu kata-kata yang dapat membawa orang yang mengucapkannya kepada kekufuran."

Lalu ada lagi yang berkata: "Tetapi dalam kisah Musa berguru dengan Khidir, Nabi pernah bersabda: "Semoga Allah memberi rahmat kepada Musa. Kalaulah beliau mau bersabar, tentu Allah akan menceritakan kepada kita lanjutan kisah mereka.."

Orang yang lain lagi berdalil dengan sabda Rasulullah SAW: "Mukmin yang kuat itu lebih baik dari mukmin yang lemah," hingga ucapan: "…karena kata "seandainya" itu membuka amalan syaitan."

Apakah hukum dalam hadits ini menghapus hukum dalam kisah Musa di atas atau tidak?

Semua yang dikatakan oleh Allah dan RasulNya itu benar. Kata 'seandainya' itu apabila digunakan sebagai ungkapan kesedihan menyesali yang telah lampau dan kecewa terhadap takdir, itulah yang dilarang, sebagaimana dalam firman Allah:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: "Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh". Akibat (daripada perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka.." (Ali Imraan : 156)

Itulah yang dilarang oleh Rasulullah SAW ketika beliau bersabda:
"Kalau engkau tertimpa musibah, janganlah engkau mengatakan: "Kalau tadi aku lakukan begini, tentu jadinya akan begini dan begini..". Tapi katakanlah: "Sudah takdir Allah, Allah melakukan apa saja yang Dia kehendaki. kerana kata "seandainya," itu membuka pintu amalan syaitan (yakni akan membuka pintu kesedihan dan kekecewaan, lagi berbahaya dan tidak bermanfaat.

Allah berfirman:

"Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, nescaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.." (At-Taghaabun : 11)

Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dalam ayat itu adalah seseorang yang tertimpa satu musibah lalu dia menyedari bahawa musibah itu berasal dari Allah, sehingga dia redha dan berserah diri.

Yang kedua, penggunaan kata "seandainya," untuk menjelaskan satu pengetahuan yang bermanfaat. Firman Allah:

"Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa.." (Al-Anbiya : 22)

Atau untuk menunjukkan kecintaan terhadap perbuatan baik dan keinginan melakukannya. Contohnya ucapan: "Kalau aku memiliki apa yang dimiliki oleh Fulan, tentu aku akan melakukan seperti apa yang dia lakukan.." dan seumpamanya. Ungkapan seperti ini dibolehkan Adapun sabda Nabi SAW: "Kalaulah beliau mau bersabar, tentu Allah akan menceritakan kepada kita lanjutan kisah mereka.." Ini termasuk jenis yang kedua. Seperti firman Allah:

"Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu.." (Al-Qalam : 3)

Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW akan senang dapat mencerikan kisah kedua Nabi itu. Maka beliau mengutarakan dengan kata-kata itu untuk menjelaskan kesenangan beliau bila kesabaran yang seandainya dilakukan Musa tatkala itu. Beliau memberitahukan manfaat yang ada dalam kesabaran itu. Tidak ada unsur kekecewaan dan kesedihan dalam unggkapan beliau, juga tidak meninggalkan kewajiban bersabar terhadap takdir..Wallahu A'lam.


Dipetik daripada Islam Question and Answer

No comments: